Oleh: Nurma Hayati, Nunu Burhanuddin
Kemajuan teknologi sekarang ini sangat pesat dan semakin canggih. Banyak teknologi canggih yang telah diciptakan dan membuat perubahan yang begitu besar dalam kehidupan manusia di berbagai bidang. Seperti gadget dapat memberikan dampak yang begitu besar pada nilai-nilai kebudayaan. Gadget sebagai alat teknologi yang banyak diminati juga mengalami perkembangan.
Perkembangan teknologi yang terdapat pada gadget dari masa ke masa begitu menakjubkan dari bentuk yang sederhana sampai tercipta bentuk yang luar biasa. Saat ini gadget bukan hanya sekedar menjadi alat komunikasi, tetapi sudah menjadi tren atau gaya hidup yang harus dimiliki setiap orang. Pengguna gadget pun tidak hanya berasal dari kalangan pekerja, tetapi kalangan remaja dan anakanak juga sudah memanfaatkan gadget dalam aktifitas yang mereka lakukan setiap hari.
Pemakaian gadget yang berlebihan dapat menyebabkan anak lebih dekat dengan gadget daripada orang tuanya. Mereka akan gelisah jika berpisah dengan gadgetnya, dan merasa biasa saja jika ditinggal orang tuanya. Gadget juga dapat menyebabkan anak melupakan tugas-tugasnya dan lama kelamaan menjadi kurang peduli dengan lingkungan di sekitarnya, menjadi lebih malas dalam melakukan kegiatan, bahkan melalaikan shalat saat waktunya telah tiba.
Dalam dunia pendidikan, gadget dapat menurunkan minat belajar siswa. Siswa mengandalkan gadgetnya ketika mengerjakan tugas sekolahnya atau ketika mengerjakan ujian siswa menyontek melalui gadget mereka agar mendapatkan nilai yang bagus tanpa belajar.
Tidak hanya gadget yang menjadi permasalahan pendidikan anak-anak saat ini, tetapi kurangnya perhatian orang tua terhadap pembelajaran anak juga suatu permasalahan dalam dunia pendidikan saat ini. Perhatian orang tua dalam mendidik anak sangatlah penting karena lingkungan keluarga merupakan tempat terbaik untuk memulai pendidikan. Tetapi saat ini tugas dan peran orang tua sudah tergantikan oleh gadget. Sehingga saat ini para orang tua kurang memperhatikan anak-anaknya dan muncullah bahasa “gadget orang tua kedua bagi anak” .
Padahal sejatinya semua orang tua mempunyai tanggung jawab yang mulia untuk memberikan perhatian kepada anaknya, seperti memberikan pendidikan jasmani, mental, maupun pendidikan rohani.
Kurangnya orang tua dalam memberikan perhatian, pengarahan, dan motivasi dapat menyebabkan anak kurangnya minat dalam belajar, malas, dan bersikap acuh tak acuh. Namun ketika orang tua memberikan perhatian terhadap anaknya baik memberikan pendidikan moral, pendidikan agama serta pembiasaan ibadah di rumah, maka anak akan terbiasa sehingga disiplin dalam segala hal termasuk disiplin dalam beribadah.
Dalam mengembangkan disiplin beribadah anak, baik keluarga maupun sekolah mempunyai peranan yang sangat penting. Peranan ini terkait dengan upaya mengembangkan pembiasaan mengamalkan ibadah, berakhlak mulia serta sikap apresiatif terhadap ajaran hukum agama.
Anak yang hidup dan dibesarkan dalam lingkungan sosial yang cukup menampakkan keyakinan kepada Tuhan serta keluarga yang penuh dengan perhatian, tentram dan tekun beribadah, maka akan tumbuh sikap disiplin siswa dalam beribadah.
Ibadah dilakukan dengan penuh rasa ketaaatan terhadap Allah SWT, mengharapkan keridhaan dan perlindungan-Nya, sebagai penyampaian rasa syukur atas segala nikmat hidup yang telah diterima. Ibadah dilakukan sesuai dengan petunjuk yang diberikan oleh Allah SWT.
Dalam beribadah sudah seharusnya dilaksanakan dengan taat tanpa ada paksaan dari siapapun dan melaksanakannya dengan kesadaran dalam diri kita. Karena dengan kesadaran maka semua pekerjaan akan berjalan dengan baik.
Jadi kesadaran beribadah adalah keadaan sadar dimana akal akan menentukan pilihan yang akan diinginkan, misalnya pilihan baik atau buruk, dan apa yang dikerjakan untuk mendapatkan keridhaan Allah SWT dan mengharap pahala-Nya di akhirat. Ibadah dalam Islam merupakan upaya untuk meningkatkan kualitas kepribadian muslim.
Sangat jelas dorongan Al-Qur‟an ke arah peningkatan kualitas ini tercermin dalam banyak ayat, baik dalam kaitannya dengan shalat, puasa, zakat, berhaji, ataupun konteks lainnya. Manusia yang memiliki kesadaran beribadah yang baik akan menyadari bahwa Allah SWT selalu mengawasi dan mengetahui apa yang sedang dilakukannya, sehingga ia akan selalu mentaati perintah Allah SWT dan mengerjakan ibadah sesuai ajaran agama, menjauhi larangan-larangan Nya, berperilaku sesuai dengan apa yang telah diajarkan Rasulullah SAW.
Bentuk kesadaran beribadah seseorang dapat dilihat dari perilakunya dalam mengerjakan ibadah sesuai ajaran agama, seperti shalat, puasa, zakat, membaca Al-Qu‟ran, dan perilaku berinteraksi dengan alam atau dengan orang lain dalam kehidupan sehari-hari, seperti selalu bersyukur, suka menolong, berlaku jujur, memaafkan, dan bersikap sopan santun.
Namun saat ini kesadaran beribadah masih sangat kurang khususnya dalam kehidupan remaja, dilihat dari masjidmasjid atau musholla yang sepi dari para remaja, mengulur-ulur waktu shalat, bersikap acuh tak acuh terhadap orang yang membutuhkan bantuan, dan gaya berpakaian yang masih menampakkan auratnya.
Hal tersebut tidak lain karena pengaruh gadget yang semakin canggih dan perhatian orang tua yang kurang sehingga remaja terpengaruh dan mengikuti apa yang dilihatnya yang mana membuat kesadaran beribadah remaja rendah.
Sebagaimana yang sering kita lihat di beberapa sekolah saat ini, ketika waktunya shalat telah tiba siswa masih harus disuruh oleh guru, tetapi tidak sedikit dari mereka yang tidak menghiraukan ketika disuruh untuk melaksanakan shalat, selesai shalat siswa langsung pergi tanpa berdzikir atau berdoa terlebih dahulu.
Rendahnya kesadaran beribadah pada remaja saat ini memungkinkan juga bisa disebabkan oleh maraknya gadget saat ini dimana sebagian besar remaja memiliki gadget yang mana membuat perhatian mereka sering teralihkan pada gadget masing-masing.
Selain itu perhatian orang tua yang kurang terhadap siswa seperti menemani mereka bermain gadget ataupun membiasakan siswa disiplin dalam beribadah, hal ini juga bisa memungkinkan dapat menyebabkan kesadaran beribadah siswa rendah.
Penulis adalah Mahasiswi Prodi S2 Pendidikan Agama Islam
Fakultas Tarbiyah Dan Ilmu Keguruan
UIN Syekh M.Djamil Djambek Bukittinggi
Editor: Syafri Ario, S. Hum