Suarapribumi.co.id, Tanah Datar — Kunjungan Mentri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Salahudin Uno ke Istano Basa Pagaruyuang kemaren menjadi topik hangat pembicaraan sekaligus akan mendongkrak kemajuan dalam bidang pariwisata di Tanah Datar ini. Namun pantauan media saat liputan ke Istano Basa Pagaruyuang melihat kelalaian pemerintah kabupaten Tanah Datar dalam penulisan wc umum dan musala di kawasan Istano Basa Pagaruyuang, Jumat (23/04/2021)
Menjadi perhatian serius tentunya bagi Bupati dan seluruh jajaran di Tanah Datar ini, dengan visi mewujudkan Tanah Datar madani berlandaskan Adat Basandi Syarak-Syarak Basandi Kitabullah (ASB-SBK) itu diucapkan Wakil Bupati Tanah Datar Richi Aprilian saat berkunjung ke Nagari Simawang, Minggu (18/03/2021) lalu.
“Kita mengusung visi yakni terwujudnya visi Tanah Datar Yang Madani Berlandaskan ASB-SBK, kita ingin ASB-SBK ini bukan hanya jadi slogan saja, sehingga kita bangga menjadi bagian Tanah Datar,” katanya beberapa hari silam.
Setelah hampir dua bulan bejalan, Pemerintahan Tanah Datar dengan slogan “ERA BARU” katanya masih terkesan lamban. Terkait dengan tulisan ‘WC UMUM dan musalah’ di Istano Basa Pagaruyuang, dengan membesarkan tulisan WC Umum dan mengecilkan tulisan musala, juga menulis wc umum pertama dan musala terakhir, itu terkesan tidak memperhatikan ASB-SBK, dari tulisan itu, seakan pemkab Tanah Datar lebih meninggikan derjat wc umum di bandingkan Tempat Ibadah.
Kepala Balai Bahasa Sumatera Barat Amirul Arif mengatakan kepada media suarapribumi.co.id bahwa itu harus dibenahi terlebih kita sebagai umat islam.
“Itu harus dibenahi, tata cara peletakan tulisan Musala pertama dan diatas dengan tulisan besar, dan ukuran tulisan wc umum harus lebih kecil dari musala dan diletakan terakhir, bila kita sebagai umat islam itu harus diperhatikan,” jelasnya.
Lebih lanjut, bukan hanya di tata cara peletakan yang menjadi permasalahan, Amirul Arif juga menyebutkan tulisan MUSHALLA itu tidak baku, bakunya yaitu musalah.
“Tulisan MUSHALLA yang ditulis itu tidak baku, bakunya yaitu MUSALA,” tutup Kepala Balai Bahasa Sumbar.
Dalam penulisan juga menjadi permasalahan, tentunya kinerja dinas terkait (Kominfo) kabupaten Tanah Datar dipertanyakan dalam hal ini, jangan gara-gara satu dinas visi nahkoda baru Tanah Datar Eka-Richi menjadi gagal.
Pewarta : Farhan Faridho