Limapuluh Kota, Suarapribumi.co.id — Perantau Tujuh Koto Talago di Pekanbaru Sudah Sampai Di Kampung Alaman, yang berhimpun dalam paguyuban Ikatan Keluarga Tujuh Koto Talago (IKTT) siap bangun kampung halaman dan siap menangkan Muhammad Rahmad-Asyirwan Yunus (MR-AY) sebagai Bupati dan Wakil Bupati Kab Lima Puluh Kota periode 2021-2026.
Karena itu, para perantau itu pulang kampung menjelang Pilkada ini guna turut mengkampanyekan MR-AY agar dapat memenangkan Pilkada 2020 ini.
“Tekad kami sudah bulat mendukung dan memenangkan pasangan Calon Bupati-Wakil Bupati Limapuluh Kota, Muhammad Rahmad-Asyirwan Yunus. Hal ini sekaligus untuk membangun kampung halaman,” ungkap Syahmuharnis, Ketua IKTT Riau.
Ditegaskan Syahmuharnis, keluarga besar IKTT pulang kampung datang bukan sekedar untuk Pilkada aja. Tapi juga untuk bangun kampung yang jadi prioritas utama. Apalagi jelang pilkada ini, MR-AY sengaja berkunjung ke Pekanbaru untuk minta dukungan perantau.
“Kini, dukungan yang sama juga datang dari ratusan perantau yang bermukim disejumlah daerah di kawasan Propinsi Riau yang berhimpun dalam IKTT. Kita siap untuk majukan kampung dan memenangkan Muhammad Rahmad-Asyirwan Yunus untuk kemajuan Kompung awak basamo,” ucap Arnis.
Menurut Arnis, sekitar 6 ribu orang lebih perantau asal VII Koto Talago, Kecamatan Guguak, yang berada di Propinsi Riau. Semuanya sudah sepakat memberikan dukungan untuk kemajuan kampung halaman. Karena banyak potensi yang bisa dikembangkan seperti kolam ikan, sawah, pertanian dan pariwisata.
“Orang mudiak harus bersatu memenangkan MR-AY. Saatnya urang mudiek (Kecamatan Suliki, Kecamatan Gunuang Omeh, Kecamatan Bukit Barisan dan Kecamatan Guguak) bwrsatu agar ornag mudiak memimpin Liko (Limapuluh Kota,red) ” ungkap Anis.
Menurut Anis, dalam waktu dekat IKKT akan mengundang seluruh perantau asal Tujuah koto Talago untuk bersilaturahmi. Apalagi IKTT sudah punya tanah sendiri yang bisa dibangun ruang rapat, Musala. Sekitar 5OO pengurus dan tokoh perantau asal Tujuah kotoTalago, akan dihadirkan dalam pertemuan silaturahmi dan sekaligus sosialisasi dalam upaya membangun kampung.
“Akan kita serukan kepada perantau Mudiek, untuk jangka panjang hubungan silaturahmi demi utamanya perantau asal VII Koto Talago untuk mensukseskan kampung serta pemenangan calon Bupati-Wakil Bupati Muhammmad Rahmad-Asyirwan Yunus. Kami bawa perantau pulang basamo sambil melihat kampung,” ujar Arnis.
Ditambahkan Arnis, Nagari VII Koto Talago punya potensi besar yang bisa dikembangkan. Makanya para perantau dan warga kampung harus bersatu untuk bangun kampung. Jaga Iman Islam. Jauhkan dari Macam-Macam yang tak inginkan.
“Saya ucap akan terima kasih kepada semua perantau VII Koto yang telah membantu. Insya Allah dengan tekad dan kompak kita kasih kepercayaan untuk memantapkan langkahnya serius mengabdi di kampung halaman Kabupaten Limapuluh Kota. Karena, silaturahmi dan temu ramah yang digelar perantau VII Koto Pekanbaru, mendapat sinyal positif dari warga Ikatan Keluarga (IK) Gonjong Limo yang ada di sejumlah daerah di kawasan Propinsi Riau,” ungkapnya.
Selain itu, lanjut Arnis, setelah membaca Visi dan Misi dan komitmen yang disampaikan Muhammad Rahmad-Asyirwan Yunus dapat dinilai pasangan ini adalah sosok pemimpin yang pantas diperjuangkan untuk menjadi Kepala Daerah di Kabupaten Limapuliuh Kota.
Ditekankan, sebagai Direktur di Kadin, Putra Asli Koto Kociak VII Koto Talago ini, sering terjadi jika mau Pilkada pasangan calon Bupati-Wakil Bupati banyak memberikan berjanji-janji akan serius membangun Kabupaten Limapuluh Kota.
“Namun tidak jarang terjadi, setelah duduk menjadi orang nomor satu dan dua di Kabupaten Limapuluh Kota, kedua pemimpin itu terdengar bertengkar. Kita tidak ingin mendengar lagi hal itu terjadi lagi di Limapuluh Kota. Justru yang dibutuhkan masyarakat Kabupaten Limapuluh Kota adalah sinergi pimpinan daerah dengan semua pihak, termasuk dengan Pemerintah Kota Payakumbuh yang sama-sama berkomitmen membangun Kota Payakumbuh dan Limapuluh Kota yang secara historis tidak bisa dipisahkan,” pinta Syahmuharnis.
Komentar yang sama juga disampaikan Tokoh Masyarakat Nagari VII Talago, Asal Padang Jopang. Bupati-Wakil Bupati yang dibutuhkan masyarakat, adalah pemimpin yang mampu melobbi perintah pusat untuk membawa dana ke daerah.
“Jika Bupati dan Wakil Bupati ke depan hanya mengandalkan APBD untuk membangun Limapuluh Kota, kami yakin rencana pembanbgunan yang telah tertuang dalam Visi dan Misi pasangan calon Bupati-Wakil Bupati hanya bagus diatas kertas saja,” ungkap Prof Mawardi yang sekaligus mengapresiasi pasangan MR-AY yang sudah melakukan silaturahmi dengan urang rantau Pekanbaru Riau.
Hal yang juga diungkapkan Irwanto, putra Nagari VII Talago, Menurutnya, Limapuluh Kota membutuhkan pemimpin yang mampu berinovasi dan mengali potensi yang ada.
“Kabupaten Limapuluh Kota banyak punya potensi yang bisa digali untuk meningkatkan ekonomi masyarakat, termasuk potensi pariwisata dan UKM yang sepatutnya mendapat perhatian serius oleh Bupati-Wakil Bupati terpilih pada Pilkada 2020 mendatang,” ujar Irwanto.
Sementara itu Ketua Gonjong Limo Pelalawan, Zul Fadly meminta kepada Muhammad Rahmad-Asyirwan Yunus jika terpilih menjadi Bupati agar pembangunan jalan dari Payobasung ke Taram, serta menigkatkan pembangunan mental generasi muda Kabupaten Limapuluh Kota yang kain tergerus perkembangan zaman.
Menjawab tuntutan, saran dan kritikan serta dorongan yang disampaikan para perantau Limapuluh Kota yang tergabung dalam wadah Gonjong Limo Riau, pasangan calon Bupati-Wakil Bupati Limapuluh Kota Muhammad Rahmad-Asyirwan Yunus menyatakan serius membangun di Limapuluh Kota.
“Insya Allah, jika diberi amanah dan terpilih menjadi Bupati dan Wakil Bupati pada Pilkada yang akan digelar 9 Desember 2020 mendatang, kami sudah mempersiapkan 9 Program Unggulan yang diyakini mampu membawa perobahan bagi masyarakat dan daerah Kabupaten Limapuluh Kota yang lebih makmur dan sejahtera,” ungkap M. Rahmad, Ketua Umum Masyarakat Peduli Petani Indonesia (Mappindo) sekaligus Pendiri Bank Infaq ini.
“Bayangkan, saat ini Kabupaten Limapuluh Kota sudah berusia 179 tahun. Limapuluh Kota termasuk daerah dan kota tertua di Sumatera Barat, namun dari sisi pembangunan dan pengembangan kota serta infrastruktur, daerah ini termasuk agak terlambat berkembang dibanding daerah lain di Sumatera Barat,” ujar M. Rahmad.
Menurut M. Rahmad, sampai saat ini Kabupaten Limapuluh Kota belum memiliki pusat pengendalian dan pergerakan ekonomi atau pusat bisnis. Disamping itu, belum pula memiliki pusat penghubung transportasi atau angkutan antar daerah. Selain itu, belum memiliki taman kota sebagai tempat berkumpulnya warga untuk berbagai aktifitas dan belum pula memiliki pusat pergerakan senibudaya dan agama sebagai bukti bahwa, daerah ini adalah bagian dari pusat Minangkabau yang berlandaskan adat basandi syarak- syarak basandi kitabullah.
Pendapatan Asli Daerah (PAD)-nya kecil yakni hanya 85,17 Milyar pada tahun 2019. Dan belum terlihat upaya kepala daerahnya untuk meningkatkan PAD.
“Meskipun Pusat telah mengalokasikan belanja daerah sebesar 1,3 Trilyun Rupiah tahun 2019, namun postur belanja daerahnya tak berimbang. Sekitar 938 Milyar Rupiah atau 78,2 persen belanja daerah habis terserap untuk biaya operasional rutin, sementara bantuan keuangan di luar belanja daerah, juga tak berjalan lancar. Hal ini menyebabkan sangat sulit bagi daerah ini untuk mengembangkan pembangunan,” ujar M. Rahmad.
Dijelaskan M. Rahmad, tahun 2018 penduduk Limapuluh Kota berjumlah 379,5 ribu jiwa. Sekitar 51,8 persen atau 196,7 jiwa adalah angkatan kerja. Namun, yang memiliki pekerjaan dan penghasilan tetap hanya 32,5 persen dari total penduduk.
“Artinya, jika diambil angka rata-rata, maka 1 orang yang bekerja ‘membiayai atau menanggung kehidupan’ 2 orang anggota keluarga. Meskipun efek ini tidak terlalu dirasakan, karena adanya subsidi atau kiriman uang dari keluarga dirantau, namun tetap saja fondasi ekonomi daerah menjadi tidak kuat.
Efeknya, akan sangat terasa bila perantau berada dalam situasi ekonomi sulit. Secara langsung akan berpengaruh pada ekonomi warga Limapuluh Kota.” sebut M. Rahmad.
Tak hanya itu, ulas M. Rahmad, secara statistik sekitar 26,5 ribu warga hidup miskin, dan 5 ribu lebih hidup menganggur. Kondisi ini tentu sangat ironis, karena Limapuluh Kota adalah daerah agraris. Tanahnya subur dan alamnya sangat cocok untuk pertanian dan pariwisata.
Namun demikian di Limapuluh Kota saat ini terdapat sekitar 62 ribu hektar lebih lahan kosong dan terlantar. Jika saja lahan kosong dan terlantar ini ditanami dengan jagung, misalnya, maka akan menghasilkan 1,1 juta ton per tahun. Secara ekonomis akan menghasilkan uang 4,4 Trilyun Rupiah.
“Jika program ini di kerjakan, tentu masyarakat miskin dan pengangguran dapat dihapuskan, dan PAD akan meningkat tajam sehingga 3 kali belanja daerah. Jika ditanami dengan produk pertanian sistem tumpang sari, maka tentu lahan 62 ribu hektar tersebut akan makin produktif dan menghasilkan lebih banyak uang untuk kesejahteraan rakyat,” ujar M. Rahmad.
Ditekan Muhammad Rahmad dan Asyiwan Yunus, membangun Limapuluh Kota, tentu tidak bisa hanya mengandalkan Bupati dan Wakiul Bupati saja. Namun semua masyarakat, termasuk perantau diajak untuk berinvestasi membangun ekonomi di kampung halaman.
“Perantau cari uang di Riau, namun berinventasilah di Limapuluh Kota untuk membuka usaha, sehingga lapangan pekerjaan, ekonomi masyakat dan daerah bisa meningkat. Muhammad Rahmad-Asyirwan Yunus berjanji, jika diberi amanah menjadi Bupati-Wakil Bupati kami bertekad akan memberikan kemudahan kepada investor untuk berinvestasi. Jika perlu seluruh perizinan untuk membuka usaha cukup mengurusnya selama dua hari,” tegas Muhammad Rahmad.
Sementara itu Ketua Pemenangan pasangan calon Bupati-Wakil Bupati Muhammad Rahmad, Deni Asra yang juga Ketua DPRD Limapuluh Kota dan Ketua DPC Partai Gerindra Limapuluh Kota, memberikan garansi bahwa, pasangan calon Bupati-Wakil Bupati Muhammad Rahmad-Asyirwan Yunus sudah sejalan dan ini mementum untuk membangun.
Banyak persoalan di Kabupaten Limapuluh Kota yang harus dicarikan jalan keluarnya. Muhammad Rahmad punya jaringan cukup kuat di Pusat, diyakini akan mampu membawa anggaran dari pusat untuk pembangunan daerah. (Syafri Ario)