Suarapribumi.co.id – Sang Milenial yang akan mengubah Sumatera Barat telah terngiang-ngiang di seluruh antero bumi. Harapan petani, nelayan, penggiat UMKM, ekonomi kreatif dan seluruh lapisan masyarakat muncul di kanca dunia politik indonesia. Sang entrepreneur dan akademisi sukses di Indonesia Timur sana, muda berkarya berjaya dan akan mengubah bangsa. Terkhusus untuk Minangkabau tercinta.
Pagi itu, kuhisap rokok nikmatnya aduhai, ku seduh kopi lamak bana ko haa (enak sekali), ku buka jendela di sudut kamar gubuk kecelku, memandangi gunung sago nan manjulang tinggi, nan elok dan damai di hati. Begitulah kebiasaan diri sebelum mengambil secarik kertas untuk ku ukir. Tanah Datar, sabtu 19 Desember 2020.
Menyesal dan berhutang rasanya diri ini kepada sejarah, andaikan secuil kisah nyata ini tidak ku abadikan. Tentang caraku mengenal sosok sang milenial, bagiku mengenal adalah tentang merasuki diri orang lain, tentang bagaimana isi dihati seseorang bisa kita rasakan dan pengungkapan exspresi diri. Mungkin tidak akan cukup waktu sehari untuk mengenali seseorang.
Dr (cand). Ir. Audy Joinaldy, S.Pt, M.Sc, M.M, IPM, ASEAN. Eng
Benar sekali, Dr (cand). Ir. Audy Joinaldy, S.Pt, M.Sc, M.M, IPM, ASEAN. Eng. Atau akrab kusapa kanda Audy. Masih teringat jelas di ingatan, pukul 13 : 20 WIB hari senin 9 Nobember 2020 aku menghubunginya melalui salah satu media sosial, Instagram. Terpotret kisah laluku, berusaha untuk menghubungi beberapa tokoh di tanah air ini.
Hasilnya nihil, tidak ada satupun dari mereka yang menanggapi salah satu anak bangsa yang ingin berkarya, belajar dan menuntut bak seorang murid kepada guru. Tak kusangka, kanda Audy berbeda, di tengah kesibukannya dia menyempatkan membalas ucapan salam kenal singkat dari ku.
Gemetar tangan ini hendak mengetik apa kala itu. Cakrawala yang luas seakan menertawakanku, entah senang entah pusing harus membalas apa diriku. Ku bulatkan tekad dan sedikit ragu, aku meminta nomor whatsapp kanda Audy. Gayung bersambut, hanya hitungan detik, Sang bapak 3 anak itu memberikan nomor whatsapp nya kepadaku. Luar biasa senang hati ini, ku ekspresikan kesenangan ku waktu itu.
Beralih ke whatsapp, kembali ku awali dengan salam, dengan sopan bahasa harapan ku lantunkan. Berharap gayung yang sedang ku pegang bisa menimba ilmu dari laut wawasan luas sang milenial ini.
Mulai ku telusuri satu persatu bagian laut itu, berharap menemukan sesuatu yang baru, yang bisa merubah hidupku. Ku baca, ku pelajari, dan mencoba untuk memahami kisah demi kisah, peristiwa demi peristiwa orang besar putra Solok ini. Hanya sedikit yang bisa ku pahami kala itu. Tentang perjalanannya menjadi pengusaha.
Dapat kusimpulkan, sosok pengusaha sukses ini dulunya hanya orang biasa yang tidak pernah putus asa, yang tidak pernah menyerah, yang tidak mengenal lelah. Perjuangan, pengorbanan, dan doa yang selalu di lantunkannya kepada sang khalik.
Di balik kesuksesannya sebagai pengusaha, tentu sudah banyak goresan luka yang membuatnya kebal akan sayatan. Sudah banyak badai yang membuatnya kini tegar kokoh berdiri, sudah banyak nada-nada miring yang tidak jelas yang membuatnya sabar akan kritikan, sudah jutaan doa darinya, orang tuanya, keluarganya, temannya, dan pastinya dari sang kekasih hatinya, sehingga membuatnya tak pernah sombong, selalu bersyukur atas apapun yang telah dia kerjakan, baik itu menyenangkan atupun menyedihkan.
Audy Joinaldy mencoba hal baru di negri ini. Dari pengusaha ke politik, luar biasa sosok kandaku ini, dengan niat tulus dari hati, sang Audy bertekat pulang ke Ranah Minang ini. Kanda Audy ingin membangun Sumatera Barat ini, menuju sumbar yang madani unggul dan berkelanjutan.
Sebuah tujuan dengan tanggung jawab yang luar biasa. Audy maju dalam helatan pesta demokrasi sumbar, Audy berpasangan dengan bapak Buya Mahyeldy yang merupakan walikota di ibukota provinsi Sumatera Barat ini. Audy menuju calon orang kedua sumbar.
Kembali ke sudut kamar gubuk kecil ku, tak terasa matahari sudah berdiri tegak, gunung sago nan tinggi menjulang tepat di depan mataku, sang bunda menyapa ‘apa yang kamu lakukan Farhan? Dari tadi tak kunjung keluar dari kamar?’ Kujawab lembut pertanyaan ibunda tercinta ku ‘Ini lagi menulis sejarah bun’ candaku siang itu.
Sudah seharusnya kopi yang aku seduh tak panas lagi. Yang menemaniku menulis (Rokok) hanya tinggal dua batang. Hehehe….. aku takut fikiran ini tidak konsentrasi akan sebuah tulisan yang sedang ku ukir. Aku memutuskan istirahat sejenak membeli rokok dan minuman segar.
Memang benar Mahyeldy-Audy Joinaldy di usung oleh partai PKS dan PPP. Ini maaf ku wahai dunia politik. Aku tidak mengerti akan hal itu. Aku hanyalah Bocah ingusan 22 tahun yang tidak faham akan politik. Sebab aku memilih, itu semua dari hati.
Menyoal pilihanku kepada sang Ustad dan sang milenial ini bukan sembarang aku memilih. Meskipun aku hanyalah seorang pemuda bisa, tapi aku adalah salah satu penerus negeri ini kedepannya. Aku juga berhak bersuara demi kemajuan nusantara minangkabau khususnya.
Kulihat kesungguhan hati dan keseriusan kanda Audy untuk membangun Minangkabau ini, masih dalam pencalonan, belum tentu terpilih menjadi wakil Gubernur Sumatera Barat, sang Audy, 9 november silam bersilaturahmi dengan bapak Anies Baswedan Gubernur DKI Jakarta. Tentunya Audy kesana bukan hanya sekedar silaturahmi, pastinya dia belajar, dan akan mempraktekan ilmu yang dia dapat untuk semangat membangun Sumatera Barat ini.
(Bersambung)
Penulis: Farhan Faridho
Barulak, 19 Desember 2020