Pasbar, Suarapribumi.co.id — Sabtu pagi 26 februari 2022, dua orang ibu ibu berwajah pucat, lelah, takut, dan penuh harap. Menghentikan motor maticnya di depan posko Relawan PKS Pasaman Barat, Jorong Kampuang Dalam, Nagari Kajai, Kecamatan Talamau.
“Pak PKS, bisa bantu evakuasi orang tua kami. Sudah satu malam terjebak dalam rumah,” ujarnya.
Muhammad Febriandi, anggota tim rescue RPKS dengan sertifikasi Vertical Rescue sebagai keahliannya. Langsung merespon beserta 4 orang anggota tim lainnya. Mobil ambulance yang sudah di lengkapi, tidak hanya dengan peralatan medis. Tapi juga perlengkapan rescue dasar lainnya. Meluncur ke lokasi.
Bapak Kamen Uba, berambut putih, berbalut sarung tanpa baju, sudah semalam terjebak dalam rumahnya di Jorong Kampuang Lalang, Lubuak Panjang, Nagari Kajai, kawasan terparah akibat gempa Pasaman Barat.
Laki laki lumpuh berusia 65 tahun ini melalui malamnya tanpa makan, tanpa listrik dan dingin tanpa selimut. Tak terbayangkan seberapa takutnya beliau, gempa susulan masih datang silih berganti.
Evakuasi selesai, tim Relawan PKS meninggalkan Posko medis di halaman Puskesmas Kajai. Ku lirik bapak Kamen Uba untuk terakhir kalinya.
Sebutir air mengalir di sela mataku, ingat seorang laki laki tua yang juga lumpuh. Dimana 2 tahun terakhir selalu ku gendong jika ingin ke Toilet dan kamar mandi.
Tugas Birrul Walidain (berbakti kepada orang tua) yang melekat kepada anak laki laki seumur hidupnya. Terimakasih Aan Pd, adik laki laki ku yang justru lebih sibuk melayani bapak.
Berbakti kepada orang tua adalah salah satu indikator ketinggian peradaban manusia. Dan islam menjadikan ini juga sebagai salah satu amal utama, yang harus selalu di perjuangkan ummatnya.
Editor: Syafri Ario, S. Hum